Posts

Tulisan Pagi (1)

Rasa-rasa nya ada yg kurang. Menyadari kalau masih banyak impian di hidup bikin hidup lebih hidup. Pelan-pelan gue mulai perbaiki hubungan sosial, ngubungin orang-orang ngga bersalah yg gue cut off dari hidup gue, ngubungin teman lama dan mereka yg gue rasa worth buat gue hubungin.Walaupun cuma ucapan lebaran atau sekedar nanya apa kabar, yaaaa permulaan yg baik kan ? Ngomongin mimpi dan cita-cita gue masih punya banyak keinginan. Pertama gue mau program anak kedua di tahun 2025. Kedua gue mau menyediakan wadah eksplorasi dan pendidikan yg terbaik buat anak-anak gue, it means sekolah yg bagus, les2 bakat dan wadah trial eror buat mereka. Ketiga gue pengen ganti mobil baru innova zenix bayas cash lunas kontan (gue ngga mau nyicil barang yg harga nya turun, engga, ngga mau ngulangin kesalahan yg sama kayak dulu. Keempat gue pengen umroh Kelima gue pengen punya dana tabungan pensiun minimal 300 juta. Tapi gue bingung, kemana rejeki dicari yaaa, gue berdoa terus sama Allah, semoga Allah bu

Patahnya harapan di umur 32 tahun

Mari kita rayakan karir yang tidak lagi cemerlang Seandainya aja gue tau dari awal bahwa menikah buat perempuan berarti mengalah, menikah buat perempuan berarti mengubur cita-cita, menikah buat perempuan berarti akhir dari masa kejayaannya. Mungkin gue ngga akan mau menikah di usia 25 tahun dan menyelesaikan semua ambisi demi menyandang status istri dan ibu yang baik.  Mengorbankan cita-cita dan karir yang dibangun dari nol, memupuk komitmen dan harapan pada satu orang yang ngga paham makna keluarga.  Dan disini gue ada sekarang, diujung karir yang mentok, gaji yang ngga seberapa dan ngga ada satupun yang bisa dibanggakan. Mari kita rayakan rumah tangga yang tidak baik-baik tapi harus tetap dijalani Speechless.. ngga ada yang bisa dijelaskan dari pernikahan saat ini. Ketidaksamaan yang dipupuk bertahun-tahun dan cuma bakal jadi boom di satu waktu. Selama tujuh tahun menikah isinya cuma gue yang berjuang demi cita-cita gue, kompromi-kompromi tolol yang cuma nguntungan dia, hubungan seks

Titik ter selooow dalam hidup (Obrolan sama diri sendiri)

Yaa.. sudah 6 bulan kesini lah gue merasa decide suatu tuh cepat banget, mulai dari memutuskan lanjut sekolah lagi sampe akhirnya sekarang memutuskan buat resign dari perusahaan tempat gue kerja sekarang. Jadi kemarin ini gue mutusin lanjut sekolah lagi dengan pertimbangan mumpung si gian masih kecil dan belum butuh banyak biaya, lumayan kan kelebihan gaji gue bisa dipakai buat nyari ilmu, nambah gelar dan perluas networking. Eh bentar... ada yang mau gue klarifikasi soal pernikahan gue, berhubung di postingan sebelumnya gue bilang kalo gue akhirnya ngajuin cerai ke pengadilan. Tapi cerita ngga berhenti di situ, setelah proses sidang akhirnya gue dan Papanya Gian di Mediasi dan kami berdamai kembali. Halah.. Ya gimana lah, namanya masih Cinta ( Makan tuh cinta wkwkwk). Baik-baik, kita bahas nanti yaaa. Nanti gue bakal posting lagi soal dua tahun pernikahan yang isinya cuma ribut dan no compromi itu dan gimana akhirnya gue dan beb dapit face that storm. And then please welcom

Turning 28

I'm turning 28 today... Bukan perayaannya sih.. Karena gue dari dulu ngga terlalu suka kue, tiup lilin, kado & tepuk tangan, itu semu. Karena gue bukan lagi anak kecil yang semakin bertambahnya umur terus gue jd semakin pinter, semakin lucu dan menggemaskan hahahhaha. Gue lebih suka doa baik yang dikirim tulus dari orang-orang tercinta. Dan gue suka refleksi apa aja yang udah dicapai, apa aja yang gagal, makin mundur kah, makin maju kah. Yang jelas di umur ke 28 tahun ini gue tau kalo gue punya tanggung jawab besar yang Allah kasih ke gue. Yang mesti gue berikan penghidupan yang baik, yang mesti gue didik dengan baik, yang mesti gue kenalin sama penciptanya. And I'm going to be Single mom. Single mom lho ya.. bukan janda (janda tuh kedengarannya terlalu cheapy, kurang berpendidikan dan rendahan) I'm Single mom, I Live for my son. Di tahun ini, di umur ini akhirnya gue memutuskan untuk leaving seseorang yang hampir 6 tahun ini ada disamping gue. Y

Andita dan level baru dalam kehidupan

19 Juni 2018 adalah hari dimana gue masuk dalam level kehidupan yang baru. Tepat pukul 00:22 gue melahirkan bayi laki-laki buah cinta gue sama suami gue "David". Setelah melewati banyak harubiru, sakitnya kontraksi, sakitnya cek panggul dan observasi dokter. Alhamdulillah gue bisa melahirkan Gian dengan normal. Gian, yah gian namanya semakin hari gue merasa namanya semakin cocok dengan anak ini. Tingkahnya cute, gemesin dan selalu berhasil bikin gue ketawa-ketawa sendiri. Gue jatuh cinta sama anak ini, cinta yang amat sangat Tapi dibalik kebahagian atas kehadiran gian.... -------------------------------------------- " ------------------------------------------ " Hampir satu tahun ini tulisan gue stay di draft dan ngga pernah keposting, jangankan posting kelanjutannya aja ngga ada. Mirisnya ini bukan tulisan satu-satunya, gue merasa antara menulis dan curhat beda tipis, it like ngebongkar aib rumah tangga lo sendiri ngga sih ? Bodo amat ah. Dan sekarang

Dear My Man ( Untuk lelaki yang kusebut suami )

Setahun sudah pernikahan kita, There's Nothing Special. Tepat di jam satu siang tanggal 16 September kemarin, sambil mengendong bayi aku baru ingat kalau hari itu adalah anniversary kita "Hey, Happy Anniversary ya..." ucapku. Cukup datar buat pasangan suami istri yang baru setahun menikah, It feels like a stranger. Kekecewaan demi kekecewaan, luka demi luka yang kita hadapi selama satu tahun pernikahan kita, selama kehamilanku, sudah terlalu dalam. Rasa cinta memudar Kasih sayang berkurang Satu-satunya yang paling membahagiakan di Anniversary kita hanya kehadiran Gian, anakku anakmu. Kado dari Allah  yang tetap menyatukan kita berdua sampai saat ini. Misalkan pada akhirnya kita harus memilih jalan bahagia kita masing-masing. Tetaplah menjadi ayah yang baik untuk Gian. Dan percayalah Gian akan baik-baik saja bersamaku. Aku akan bekerja lebih keras demi Gian, demi masa depan Gian, demi yang terbaik untuk Gian.

The Bitter of Finding Soulmate

Karena buat gue, proses menemukan belahan jiwa memang pahit. Beberapa orang mungkin beruntung pacaran dari  SMA.. sampai menikah dan pas nikah adem adem aja tuh pernikahannya. Tapi buat gue, perjalanan menemukan soulmate itu panjang dan pahit. Gue harus ketemu orang-orang yang bikin gue kecewa, se-kecewa kecewanya. Dan apa itu membuat gue menemukan belahan jiwa gue ?  I even don't know. Gue yakin banget setiap orang berhak untuk memiliki cinta yang "pantas", siapapun itu. Pantas yang berarti bersama dia lo bisa berjalan beririrngan, yang sama dia lo bisa jadi diri lo sendiri, yang sama dia lo tau tetap bisa keep going sama impian-impian lo, yang sama dia lo bisa jadi pribadi yang lebih baik dan yang sama dia lo bisa switch peran dengan mudah. Jadi temen tempat lo berkeluh kesah, jadi sahabat tempat lo cerita tentang impian-impian dihidup lo, jadi kekasih yang mencintai, jadi ayah yang melindungi. Dan dengan dia juga lo merasa dihargai. Karena gue cuma mau m